10.23

Kesenian Daerah dan Cerita Rakyat Perlu di Budayakan

Diposting oleh .:: universal blog herry potter's ::. |

Pada hari Jumat tanggal 23 Mei 2008 di gedung Kesenian Jakarta diadakan pagelaran loedroek nostalgia dengan judul “Adipati Sengguruh”. Dalam pagelaran ini Loedroek ITB tampil bersama dengan Puspo Budoyo, alumni SMA 1 Malang, dan alumni ITB

Inilah buah dari latihan keras para pemain, dan tentu saja yang paling keras adalah para pemain dari loedroek ITB yang rela pulang pergi Jakarta Bandung tiap hari minggu selama 1.5 bulan. Salut juga untuk para bapak dan ibu yang rela meluangkan waktu untuk terlaksananya acara ini.

Dalam pagelaran ini, saya berperan sebagai Raden Waspada, putra Dipati Singosari yang menikah dengan Rr. Sumedang yg diperankan oleh Bella. (Tp sayang cuma dalam cerita aja, g beneran.. hehe :p)

Tito berperan sebagai Raden Dyanaya, putra Dipati Sengguruh yg akan dinikahkan dengan Rr.Purwari anak dari Sunan Gribik yang diperankan oleh Alyssa Soebandono. Bagaimana ceritanya Alyssa bisa main loedroek adalah karena sebenarnya, bibi dari Alyssa adalah alumni SMU 1 Malang yang ikut bermain dalam pagelaran kali ini.

Wahyu sbg Ki Jagapati, Utut sbg Panji Laras, Andik sbg Panji Liris, utusan dari Sunan Kadanyangan. Pees sebagai Raden Taliwanda putra dari Dipati Panjer yg nantinya akan berseberangan dan berperang dengan saya, karena lebih loyal kepada ayah saya Dipati Singosari. Sementara saya lebih condong ke Dipati Sengguruh karena istri saya putri dari Dipati Sengguruh, adik dari Rd. Dyanaya.

Dalam cerita ini, akhirnya Dipati Sengguruh masuk Islam dengan bimbingan Sunan Gribik dan menjadi dibenci dan dianggap pengkhianat oleh sodara-sodaranya sendiri yaitu para Dipati Giri Kedaton seperti Dipati Singosari, Dipati Panjer, dan dipati2 lainnya.. (banyak euy, jd ga inget). Karena kalah jumlah, kemudian Dipati Sengguruh minta bantuan pada Jaka Tingkir yang sakti itu sehingga akhirnya dapat merebut kembali kekuasaannya. Jaka Tingkir diperankan oleh spesialis pemain ketoprak, Cak Kenthus.

Begitulah sekelumit cerita dari pagelaran ini. Para pelawak senior, seperti Nurbuat, Kirun, Kis Slamet, Aries, Tessy , Rohana seperti biasa tidak mengambil peran sentral dalam cerita ini. Mereka semua berperan sebagai abdi dalem atau rakyat jelata yang lebih memudahkan mereka dalam mengeksplor karakter dengan lawakan-lawakan dan sindiran sosial khas rakyat jelata.

Hanya Eko DJ yang mengambil peran sebagai Dipati di Giri Kedaton.

Dan seperti biasa pula, selayaknya dalam pagelaran ludruk bahwa harus ada yang istilahnya jadi tandak . Maksud dari tandak ini adalah laki-laki yang berperan sebagai perempuan. Fasri, Nino dan Wicak kebetulan mendapat amanah (beuh.. kata2nya) menjadi perempuan. Tidak hanya mereka bertiga, tetapi juga ada tambahan tandak yang didatangkan langsung dari Madiun, ada juga Yosef, alumni SMU 1 Malang yg sedang S2 di UI dan juga putra dari pak Aries sang sutradara, Agung. Pak Aries pun dalam pagelaran kali ini berperan sebagai perempuan. Di lain pihak, beberapa penari perempuan puspo budoyo berperan sebagai laki-laki.

Pagelaran ini sebenarnya membawa beberapa pesan moral diantaranya pelestarian budaya bangsa yang mulai ditinggalkan generasi mudanya, kritik sosial kepada anggota-anggota parlemen wakil rakyat sampai kepada isu-isu sosial yang berkembang saat ini.

Di akhir pagelaran, para pemain bersama-sama naik ke panggung dan kemudian diperkenalkan satu persatu oleh pembawa acara.

Begitulah sedikit goresan tinta dalam perjalanan hidup saya. Lumayan bisa dijadikan cerita buat anak cucu kelak, klo bapaknya ini pernah main sepanggung dengan artis-artis dan pelawak ibukota. Di lubuk hati yang terdalam, muncul keinginan klo kelak saya jadi orang sukses alangkah asyiknya punya suatu paguyuban kesenian sendiri yang mudah-mudahan dapat membantu melestarikan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia. Kabar baiknya, ternyata teman-teman Loedroek ITB mempunyai keinginan yang sama. Semoga tidak menjadi wacana.

Amin.

http://msaiful.files.wordpress.com/2008/06/gkj11.jpg

About me

Categories

Text

universal blog

Harry Potter's