Ini peringatan bagi para siswa SMP dan SMA yang akan mengikuti ujian nasional (UN). Mereka tidak boleh hanya belajar mata pelajaran yang diujikan dalam UN. Karena, meski lulus UN belum ada jaminan siswa tersebut lulus sekolah. Sebab, untuk menentukan kelulusan siswa, tergantung nilai yang dicapai pada mata pelajaran lain yang tidak diujikan dalam UN.

Kabid Dikmen Diknas Kota Malang Sugiharto mengatakan, untuk menentukan kelulusan siswa tidak hanya diukur dari hasil ujian nasional yang hanya tiga mata pelajaran. Tetapi, juga mata pelajaran lainnya yang tidak diikutkan dalam UN. Yaitu, mata pelajaran kelompok pengetahuan teknologi non-UN, mata pelajaran agama dan akhlak, kewarganegaraan dan kepribadian, serta pelajaran estetika dan olahraga kesehatan. “Untuk nilai mata pelajaran itu, minimal harus enam,” ujar dia.

Sugiharto mengatakan jika pada mata pelajaran tersebut siswa memang tidak mampu dan mendapatkan nilai kurang dari enam, maka hendaknya sekolah juga tidak memaksakan lulus. Dia mengakui, untuk pelajaran yang tidak diujikan dalam UN itu, tiap sekolah memiliki kewenangan yang lebih luas. Tetapi, diharapkan tetap menggunakan standar kelulusan yang telah ditetapkan.

Dia juga berharap, para guru tidak hanya menekankan siswanya belajar untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UN. Mata pelajaran yang lain juga harus dipelajari dengan sunguh-sungguh. Untuk ujian sekolah akan digelar setelah UN. Untuk SD langsung setelah UASBN dan untuk SMP SMA maksimal dua minggu setelah UN.

Sementara itu, untuk tenaga pengawas UN dari sejumlah sekolah kemarin batal dilantik. Karena, kepala dinas sedang ada urusan ke Surabaya. Rencana pelantikan ini sudah dua kali dibatalkan. Pertama direncanakan pada 11 Maret, diundur pada 1 April dan tidak jadi lagi. “Rencananya, hari Jumat besok,” ujar Kunti Nursasiati, kasi kurikulum Dikmen Diknas Kota Malang.

Menurut dia, akibat pembatalan ini dia harus mengubah-ubah berita acara p